Page 41 - Jurnal Teknik BKI Propulsi :Penggerak Informasi Teknik Jasa Klasifikasi Indonesia
P. 41






Penggerak Informasi Teknik Jasa Klasifkasi Indonesia


CRANKSHAFT (1) :


Faktor Penyebab Kerusakan dan Metode Pencegahannya




Eko Maja Priyanto Abstract

• (Staf R & D BKI) Crank shaft is one of the most important parts in the ship
• Email : eko.maja@bki.co.id propulsion engine. Some of crankshaft damages cause the vessel
could not be operated and should be repaired which need long
time and high cost. The information of damage casualties and
its prevention methods are required for ship operators, feld
surveyors, and the owner of the vessel as well. The following article
provides an overview of types of crankshaft, type of damage and
the casualty factor, as well as other aspects related to engine
operation and maintenance for minimizing crank shaft failure.

Key words : Crankshaft, Casualty Factor, Failure




1. Pendahuluan dan menyalurkannya ke keporos baling-baling. Oleh karena

Poros engkol (crankshaft) merupakan komponen mesin itu sesuai dengan persyaratan dari IACS UR M53, maka desain
yang sangat penting terkait fungsinya mengkonversi gaya crankshaft harus mempertimbangkan evaluasi keamanan dan
dorong piston akibat ledakan didalam cylinder dan menjadi besarnya beban yang ditanggung oleh crankshaft terhadap
gaya putar untuk menggerakkan propeller atau untuk kelelahan bahan crankshaft [1].
menggerakkan rotor apabila mesin diperuntukkan sebagai
alternator. Jadi selama mesin beroperasi, maka crankshaft 2. Desain Crankshaft
secara terus menerus akan menerima gaya yang besar dari hasil Secara umum IACS mengklasifikasikan crankshaft menjadi
pembakaran, mengkonversinya dengan seefsien mungkin, 2 yaitu crankshaft utuh-tempa (solid-forged) dan semi utuh
(semi-built) dengan satu poros engkol
yang menyatu dengan pipi engkol (web)
/ crank throw diantara jurnal utama (main
journal). Crankshaft jenis solid forged
terbuat dari besi batangan utuh yang
ditempa dan dibentuk menjadi bentuk

yang kompleks, biasanya crankshaft jenis ini
digunakan pada mesin putaran menengah
sampai putaran tinggi dengan diameter
Main Journal

Crank Throw silinder liner kurang dari 600 mm, dan
umumnya dikembangkan untuk mesin-
mesin 4 langkah. Sedangkan crankshaft
jenis semi-built dibuat dengan merakit
crank throw dengan main journal, secara
luas digunakan di mesin-mesin laut besar
dengan diameter lebih dari 400 mm, dan
umumnya diaplikasikan untuk mesin-mesin
Gambar 1. Pemasangan Crankshaft tipe Semi-Built pada Engine Bed 2 langkah [4].



Jurnal Teknik BKI 41
Edisi 01- Juni 2014
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46