Page 44 - Jurnal Teknik BKI Propulsi :Penggerak Informasi Teknik Jasa Klasifikasi Indonesia
P. 44











• Kapal mengalami kandas, terutama apabila 4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
tepat mengenai bagian bawah engine girder operasional dan perawatan mesin
yang menyebabkan bedplate/ transverse girder
mengalami deformasi Untuk meminimalkan terjadinya kerusakan yang fatal pada
komponen crankshaft perlu ada kerjasama dan komitmen
• Ledakan pada crankcase atau kebakaran akibat yang baik antara semua pihak, baik itu operator kapal, pemilik
blow by api pembakaran ke crankcase kapal, tenaga ahli dari pabrikan mesin serta surveyor klasifkasi.
Selain itu mengingat banyaknya faktor yang dapat memicu
• Kerusakan atau keausan pada stern tube atau kerusakan, maka dirasa penting untuk mengetahui berbagai
intermediate shaft bearing pemeriksaan dan observasi yang perlu dilakukan secara teratur.
Berikut adalah beberapa hal penting yang dapat dilakukan
• Tie bolts kendor atau patah dalam pengoperasian, pemeriksaan dan observasi pada mesin
pada umumnya dan crankshaft pada khususnya:
• Kekuatan pondasi mesin yang menurun karena
korosi • Apabila mesin beberapa lama tidak dioperasikan
(lebih dari satu hari), maka disarankan untuk
Kegagalan fungsi crankshaft dapat terjadi sewaktu-waktu melakukan pelumasan awal dengan memutar
selama mesin beroperasi. Berikut adalah hal-hal yang dapat mesin menggunakan turning gear / manual dan
dilakukan apabila mesin mati karena terjadi overspeed, overload jangan lupa untuk membuka katup indikator pada
atau bahkan kegagalan bearing saat beroperasi normal:
masing-masing cylinder head.

- Cek axial clearance atau kebebasan dari big end • Diusahakan untuk menghindari pengoperasian mesin
bearing.
didaerah barred speed range. Beberapa pabrikan
- Ukur dan bandingkan temperature pada masing- mesin telah memasang vibration damper jenis steel
masing journal. spring damper yang lebih efektif daripada jenis
viscous damper dalam meminimalisir munculnya

- Bongkar big end bearing yang dicurigai dan lakukan daerah terlarang tersebut.
pemeriksaan dengan menggunakan alat ukur
kekerasan (hardness). • Pemeriksaan dan pengukuran rutin defleksi crankshaft.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh awak kapal atau
- Lakukan pemeriksaan dengan menggunakan oleh teknisi pabrikan mesin dengan mengacu kepada
penetrant dan MPI (Magnetic Particle Inspection) standar yang telah ditetapkan oleh pabrikan mesin.
pada daerah yang dicurigai terjadi keretakan. Misalnya pada panduan perawatan (maintenance
manual) mesin Wartsila RT-Flex 68-D terkait jadwal
- Data yang didapat harus dilaporkan kepada perawatan dicantumkan bahwa pengecekan dan
Surveyor untuk dilakukan survey kerusakan dan pengukuran defeksi crankshaft dilakukan setiap 6000-
kepada teknisi ahli pabrikan untuk mendapatkan 8000 jam operasi mesin. Hal ini sangat membantu
keputusan dan rekomendasi. dalam pendeteksian awal terhadap penyimpangan
yang terjadi dengan menganalisa trend perubahan
nilai defeksi.


















44 Jurnal Teknik BKI
Edisi 01 - Juni 2014
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49